membatik sederhana
tarikan benang
inblok
menggambar dengan tiupan
cetak penampang daun, umbi-umbian
cetak sablon sederhana
finger painting
Minggu, 08 November 2015
menggambar Ilustratif
gambar illustrasi adalah gambar yang berfungsi
menerangkan, menjelaskan, menceritakan, dan sekaligus memperindah suatu
karangan atau menjelaskan suatu naskah tertulis atau menjelaskan suatu
peristiwa untuk maksud tertentu. Karena sifatnya yang demikian, maka
gambar ilustrasi harus dibuat dengan sebaik-baiknya, harus jelas
maksudnya, tidak boleh sekehendak hati dan harus segera dimengerti oleh
konsumen. Gambar ilustrasi banyak kita jumpai pada buku pelajaran,
majalah, poster, reklame, pembungkus barang atau produk dagangan atau
pada gambar alat peraga di sekolah
menggambar dekoratif
Menggambar dekoratif ialah kegiatan menggambar hiasan (ornamen) pada
kertas gambar, atau pada benda tertentu. Sifat dekoratif pada gambar
menunjukkan fungsi gambar sebagai hiasan (motif hias). Bahan dan alat
yang diperlukan: kertas gambar, pewarna, kuas, pinsil hitam/pinsil
warna/spidol. Prosedur pelaksanaannya:
(a) Buat rancangan atau gambar berupa motif hias/ornamen pada kertas yang sudah disediakan atau benda 3 dimensi tertentu.
(b) Motif hias bisa berupa stilasi dari alam (fauna, flora, alam benda), abstrak, atau geometris.
(c) Penyelesaian akhir gambar seperti pada gambar bentuk, hanya hitam putih saja, atau berwarna.
(d) Warna-warna yang digunakan bisa diambil dari: pewarna buatan, atau pewarna alam.
Gambar Dekoratif
(a) Buat rancangan atau gambar berupa motif hias/ornamen pada kertas yang sudah disediakan atau benda 3 dimensi tertentu.
(b) Motif hias bisa berupa stilasi dari alam (fauna, flora, alam benda), abstrak, atau geometris.
(c) Penyelesaian akhir gambar seperti pada gambar bentuk, hanya hitam putih saja, atau berwarna.
(d) Warna-warna yang digunakan bisa diambil dari: pewarna buatan, atau pewarna alam.
Gambar Dekoratif
menggambar bentuk
Menggambar bentuk adalah memindahkan objek/benda-benda yang ada disekitar kita dengan tepat seperti keadaan benda yang sebenarnya, menurut arah pandang dan cahaya yang ada.
LANGKAH-LANGKAH MENGGAMBAR BENTUK
- Pengamatan : kegiatan mengenali objek yang akan digambar
- Sketsa : gambar dasar (gambar yang belum jadi)
- Menentukan gelap – terang dengan memperhatikan arah cahaya.
- Menentukan teknik dengan menyesuaikan alat dan bahan yang digunakan. Bila menggunakan pensil gambar (warna), teknik arsir atau dusel lebih cepat. Dahulukan warna muda dan warna gelap tidak harus hitam.
- Sentuhan akhir dengan memberikan penekanan pada karya gambar bentuk.
Selasa, 06 Oktober 2015
Menggambar dengan tiupan, Cetak penampang daun-daunan dan umbi-umbian, Cetak sablon sederhana
Makalah
Pendidikan Seni Rupa dan Kerajinan
(Menggambar dengan tiupan, Cetak
penampang daun-daunan dan umbi-umbian, Cetak sablon sederhana)
Dosen
Pengampu : M.
Reyhan F M.Pd
Kelas/Prodi : 3F/PGSD
Anggota
Kelompok 2:
1)
Hening Tri K
2)
Arum Dwi Lestari
3)
Yunis Faizatun N
4)
Irma Yulianti
5)
Putri Yuniasari
STKIP
PGRI TULUNGAGUNG
Jalan
Mayor Sujadi No.7 Tulungagung Telp./ Fax 0355-321426
Email:stkippgritulungagung@gmail.com/website: stkippgritulungagung.ac.id/Kode
Pos 66221
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami
panjatkan kehadirat Alloh SWT. Karena atas rahmat dan hidayah-Nya makalah ini
bisa diselesaikan sesuai dengan yang diharapkan. Makalah ini selain ditulis
untuk memenuhi salah satu tugas yang diajukan oleh dosen pembimbing juga untuk
menambah pengetahuan penyusun dibidang Pendidikan Seni Rupa dan Kerajinan.
Dalam
makalah ini disajikan beberapa pembahasan mengenai teknik berkarya seni rupa dwi mantra (menggambar dengan tiupan, cetak
penampang daun-daunan dan umbi-umbian, cetak sablon sederhana),
namun terlepas dari itu dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
sekali kekurangan baik dari segi materi, penulisan, maupun kata-kata. Oleh karena itu dengan segala kerendahan, kami sangat mengharapkan kritikan
dan saran yang bersifat konstruktif untuk memperbaiki tulisan-tulisan
selanjutnya.
Kami juga
haturkan banyak terimakasih kepada pihak yang bersangkutan terutama dosen pembimbing yang memberikan
kepercayaan kepada kami untuk membuat makalah ini, semoga makalah ini
bermanfaat khususnya bagi kami umumnya bagi para pembaca.
Tulungagung,
27 September 2015
Penyusun,
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Sekolah Dasar tidak lagi
sekedar berfungsi sebagai sarana sosialisasi dan memberikan keterampilan “baca,
tulis, hitung” dan setumpuk pengetahuan yang telah dipelajarinya. Namun
diharapkan agar keseluruhan keterampilan ini harus bermakna bagi anak.
Keterampilan tersebut dapat dijadikan alat untuk memecahkan permasalahan-permasalahan
dalam kehidupan anak pada saat ini dan masa mendatang.
Sekolah sebagai lembaga
pendidikan, sangat penting dalam proses pembelajaran. Program di sekolah
dilaksanakan secara teratur dan sistematis, dengan sarana dan prasarana yang
memadai serta peran guru sebagai pembimbing akan menghasilkan pemahaman yang
cepat bagi siswa. Meskipun dalam kenyataannya, banyak sarana dan prasarana yang
masih kurang di Sekolah Dasar.
Pelajaran Seni Rupa
berfokus pada pembinaan aspek kognitif (pengetahuan) kesenirupaan yang
bertujuan memberikan pemahaman kepada siswa tentang berbagai aspek dari seni
rupa meliputi; pengertian dan jenis-jenis karya seni rupa; teknis penciptaan
berbagai jenis karya seni rupa yang menyangkut pengetahuan tentang bahan, alat
dan prosedur kerja. Latar belakang kami menulis makalah ini
ialah untuk menjelaskan karya seni rupa dua dimensi secara lebih rinci.
Penjelasan karya seni rupa dua dimensi akan meliputi media dan teknik pemuatan.
Di dalam makalah ini juga kami menampilkan gambar-gambar yang merupakan contoh
karya seni rupa dua dimensi. Tentunya hal ini akan menyenangkan dan mengasikan dalam mata
pelajaran seni rupa.
B.
Rumusan Masalah
1)
Apa yang dimaksud dengan Seni
Rupa Dwi Mantra (2Dimensi)?
2)
Apa pengertian menggambar dengan tiupan dan bagaimana tata cara
pelaksanaannya?
3)
Apa yang dimaksud dengan cetak penampang daun-daunan/umbi-umbian
dan bagaimana tata cara pelaksanaannya?
4)
Apa yang dimaksud dengan cetak sablon sederhana dan bagaimana tata
cara pelaksaannya?
C.
Tujuan
1)
Menjelaskan pengertian Seni Rupa Dwi Mantra (2Dimensi).
2)
Menjelaskan pengertian menggambar dengan tiupan dan tata cara
pelaksanaannya.
3)
Menjelaskan pengertian cetak penampang daun-daunan/umbi-umbian dan
tata cara pelaksanaannya.
4)
Menjelaskan pengertian cetak sablon sederhana dan tata cara
pelaksaannya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Seni
Rupa Dwi Mantra (2 Dimensi)
Seni
mempunyai usia yang lebih kurang sama dengan keberadaan manusia di muka bumi
ini. Dalam usia yang sangat tua, seni telah menjadi bagian dari sejarah
kehidupan budaya manusia di berbagai belahan bumi, dengan beraneka macam bentuk
dan jenis. Walaupun orang telah akrab dengan istilah 'seni', namun terkadang
masih belum jelas tentang 'apakah definisi seni itu'. Definisi seni yang
sederhana dan sering dilontarkan oleh publik secara umum ialah segala macam
keindahan yang diciptakan manusia. Orang memandang bahwa seni merupakan karya
keindahan yang menimbulkan kenikmatan. Kenikmatan meliputi aspek kepuasan
jasmani-rohani, yang muncul setelah terjadi respon kepuasan dalam jiwa manusia,
baik sebagai pencipta (kreator) ataupun penikmat (apresiator).
Istilah
"Seni Rupa" seringkali kita jumpai baik dalam bentuk tulisan maupun
yang diperbincangkaan secara lisan.Apa itu seni rupa, seni rupa adalah cabang
seni yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan
dirasakan dengan rabaan. Seni Rupa
berperan dalam memenuhi kebutuhan estetik. Karya seni rupa dapat menimbulkan
berbagai kesan (indah,unik, atau kegetiran) serta memiliki kemampuan untuk
membangkitkan pikiran dan perasaan. Dengan memahami makna tentang bentuk-bentuk
seni rupa, akan diperoleh rasa kepuasan dan kesenangan. Demikian pula karya
seni rupa 2 Dimensi,adalah Karya seni rupa yang hanya memiliki dimensi panjang
dan lebar atau karya yang hanya dapat dilihat dari satu arah pandang
saja.Contohnya : seni lukis, seni grafis, seni ilustrasi, relief dan
sebagainya.
Jenis
kegiatan dalam Kerajinan Tangan dan Kesenian (KTK atau Kertakes) sangat beragam.
Untuk itu marilah kita pelajari beberapa variasi kegiatan yang semestinya
kegiatan ini diujicoba oleh para guru sebelum memberikannya kepada anak-anak
Sekolah Dasar. Dengan mencoba berbagai jenis kegiatan ini, para guru akan
menemukan keunikan, kekhasan, dan hal-hal yang perlu disampaikan dalam tuntutan
berkarya. Sehingga kegiatan pendidikan kesenian menjadi lebih menggairahkan
anak, dan guru tidak kerepotan mencari materi kegiatan. Tetapi tetap saja
kreativitas guru dituntut lebih berkembang dalam melakukan strategi
pembelajaran yang ersifat membangun kreativitas siswa.
B. Teknik
Berkarya Seni Rupa Dwi Mantra (2 Dimensi)
1)
Menggambar Dengan Tiupan.
a) Pengertian:
Menggambar merupakan ekspresi segala sesuatu yang muncul
dalam kesadaran anak pada saat itu. Gambar yang diekspresikan dapat bersifat
simbolik dan bukan tiruan bendanya sendiri secara langsung.(dikutip oleh
Moeslichatoen,2004,;41 ).Menggambar dengan tiupan adalah cara membuat kreasi
gambar bebas (abstrak) yang dilakukan dengan cara meniup cairan warna yang
diteteskan di atas bidang gambar, baik langsung ditiup dengan mulut atau
memakai bantuan alat tiup, mislnya sedotan minuman.
b) Contoh
Tata Cara Pelaksanaan:
Alat dan Bahan :
1.
Kertas
gambar
2.
Cat
warna
3.
Sedotan
minuman
Langkah- Langkah Membuat :
1.
Siapkan
kertas gambar
2.
Siapkan
cat warna
3.
Teteskan
beberapa warna yang diinginkan pada kertas
4.
Kemudian
tiup kesegala arah yang diingikan menggunakan sedotan minuman
5.
Lakukan
langkah tersebut sampai warna yang diinginkan
6.
Biarkan
kering
7.
Lukisan
ekspresi dengan teknik sedotan telah selesai
c) Hasilnya
:
|
2)
Cetak Penampang Daun-daunan dan
Umbi-umbian
a) Pengertian:
Cetak penampang daun-daunan dan umbi-umbian merupakan karya
seni rupa dwi mantra (2 dimensi) cetak tinggi. Cetak tinggi yakni seni cetak
yang mana bagian-bagiannya timbul, apabila diberi tinta dan diletakkan pada
permukaan kertas (bidang datar) akan meninggalkan bekas yang sesuai dengan
bagian yang timbul pada cetakan. Proses cetak tinggi menggunakan alat cetak
yang akan menghasilkan gambar dari bagian yang menonjol. Apabila alat cetak
dioles dengan tinta, bagian yang menonjol atu akan menerima tinta. Jika klise/
alat cetak itu ditempelkan pada kertas kemudian diangkat, maka tampaklah gambar
pada kertas. Contoh cetak tinggi yang sederhana ialah: stempel, jari, uang
logam, potongan pelepah pisang, tutup botol, cukilan ubi/ wortel, dan
sebagainya.Pembuatan alat cetak untuk cetak tinggi dapat dilakukan dengan
menggunakan guntingan gambar, dan selanjutnya dapat untuk mencetak, contohnya
media berupa: guntingan gambar, papan/ karet /ubi, cat poster/ pewarna, pensil,
pencukil, dan kertas gambar.
b) Contoh
Tata Cara Pelaksanaan:
Alat dan Bahan:
1. Kertas
2. Pewarna
3. Pelepah daun, umbi-umbian,
daun-daunan
4. Pisau
5. Cutter
6. Alas Warna
7. Spon/Busa, Kapas
8. Koran Bekas
Langkah- Langkah Membuat :
a)
Pilihlah penampang apa yang akan dijadikan acuan cetaknya
pelepah daun atau buah-buahan. Pelepah daun yang sering dijadikan acuan cetak
adalah: pelepah daun pisang, pelepah daun talas, pelepah daun pepaya. Buah
belimbing dapat pula dijadikan sebagai acuan cetak.
b)
Potonglah penampang bahan acuan cetak itu dengan pisau, cutter
atau silet. Arah potongan bebas. Usahakan agar permukaan potongan rata.
Kerataan permukaan potongan sangat menentukan hasil cetakannya.
c)
Siapkan pewarna. Pewarna yang disiapkan bergantung dari keadaan
bahan acuan cetaknya. Bila acuan cetaknya masih mengeluarkan getah/cairan,
cukup disediakan serbuk pewarna atau bisa juga dipakai pewarna cair. Pewarna
akan menjadi cair setelah bersatu dengan cairan acuan cetak. Akan tetapi bila
acuan cetaknya tidak mengeluarkan cairan, kita perlu menyediakan pewarna yang
sudah dicampur dengan air.Pewarna serbuk, cukup disebarkan pada alas warna yang
bentuknya datar dan rata misalnya: kaca, formica, lembaran plastik, piring.
Penampang acuan cetak yang mengandung cairan digosok-gosokan pada serbuk warna
yang ditaburkan di alas hingga rata, maka terjadilah warna yang siap pakai.
Pewarna cair dapat dipulaskan pada busa/spon, atau pada kapas.
d)
Mencetakkan acuan cetak. Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan
ikutilah petunjuk ini.
1.
Penampang acuan cetak yang masih basah tekankan pada
pewarna yang ada pada alas warna tadi.
2.
Selanjutnya tempelkan (sambil ditekan) acuan cetak tersebut pada
kertas yang sudah diletakkan di atas koran.
3.
Kemudian angkat acuan cetaknya. Gambar acuan cetak akan tertera
pada kertas. Untuk membuat bentuk/gambar yang sama, lakukan kegiatan seperti
yang dilakukan sebelumnya beberapa kali bergantung kebutuhan pada kertas yang
sama atau yang lain.
4.
Acuan cetak yang sudah kering (tidak mengeluarkan cairan),
pengisian warnanya harus dengan cara menempelkan acuan cetak tersebut pada
spon/busa, atau kapas yang sudah diisi pewarna. Pencetakannya sama seperti pada
pencetakkan acauan cetak sebelumnya. Demikian pula pengulangan pencetakkannya.
5.
Perlu diperhatikan agar pewarna yang menempel pada acuan cetak
tidak berlebihan, tidak pula kekurangan. Bila hal ini terjadi, hasil cetakannya
tidak akan memuaskan.
Proses pencetakkan daun-daunan dilakukan
sebagai berikut:
a)
Pilihlah bentuk daun yang menarik serta ukurannya tidak terlalu lebar.
b)
Siapkan pewarna pada alas warna seperti pada cetak penampang.
Usahakan agar keadaan pewarna pada alas merata keadaannya, serta tidak terlalu
encer.
c)
Tempelkan permukaan daun tadi serata mungkin pada alas pewarna.
d)
Selanjutnya permukaan daun yang sudah berwarna tadi tempelkan
pada kertas yang sudah disiapkan terlebih dahulu. Gosoklah permukaan daun itu
dengan hati-hati dan jangan sampai bergeser. Agar aman dan leluasa menggosok,
simpanlah kertas di atas permukaan daun tersebut.
Beberapa kesulitan yang akan dialami saat
membuat karya seni ini yakni membuat bentuk pada bahan yang hendak digunakan.
Dalam pembuatan karya seni dengan teknik cetak tinggi itu memerlukan kesabaran
dan keterampilan tangan, jika salah memotong bagian, maka akan menghasilkan bagian
yang cacat/tidak bagus. Memang dalam membuat suatu karya yang bagus terkadang
kita harus belajar dari kegagalan utuk tidak membuat kesalahan yang sama. Pada
saat proses kegiatan, saya sendiri beberapa kali melakukan pengulangan, karena
tidak terampil memotong bagian dan membuat bagiannya datar. Perlu diperhatikan
agar pada proses cetak ini (penampang, daun-daunan, dan umbi-umbian) digunakan
alas yang empuk. Alas yang keras, kurang baik hasilnya.
c) Hasilnya
:
3)
Cetak Sablon Sederhana
a) Pengertian:
Cetak Sablon adalah
sebuah teknik untuk mencetak tinta diatas bahan dengan bentuk yang kita
kehendaki, tetapi dalam cetak sablon sederhana kali ini tinta tersebut diganti
dengan cat air/pewarna lain selain tinta.
b) Contoh
Tata Cara Pelaksanaan:
Alat
dan Bahan :
1) Pisau
2) cutter
3) gunting
4) kuas
5) kapas
6) spon/busa
7) sisir
8) sikat
gigi
9) kertas
10) pewarna
11) koran
bekas
12) tempat
pewarna
Langkah- Langkah Membuat :
1) Membuat
acuan cetak dari kertas: buatlah gambar/bentuk untuk acuan cetaknya. Torehlah
kontur/pinggir gambar tadi sampai tembus.
2) Siapkan
pewarna. Buatlah campuran warna pada tempat yang disediakan. Pewarna pada
proses sablon ini sama dengan pewarna yang digunakan pada proses cetak
sebelumnya. Kita dapat menggunakan cat air, ontan/sepuhan, pewarna kue cair,
atau pewarna alam yang sudah disebutkan sebelumnya.
3) Letakkan
acuan cetak di atas kertas yang masih utuh. Acuan cetak harus menempel
serapat-rapatnya agar tidak terjadi kebocoran pada saat pemulasan/pencetakkan.
Sebaiknya kertas tersebut dialasi kertas koran.
4) Ambil
kuas, celupkan ke pewarna, selanjutnya pulaskan pada acuan yang ditoreh
tadi.Bila pewarnaan menggunakan kapas atau spon yang dicelupkan pada pewarna,
tentu saja tidak dipulaskan seperti kuas namun kapas atau spon itu
ditekan-tekankan pada lubang acuan cetaknya.
Cara
sederhana lainnya kita gunakan sikat gigi dan sisir untuk memberi warna hasil
cetakan. Dengan menggosokkan sikat gigi yang terlebih dahulu dicelupkan ke
pewarna pada sisir, akan terjadi cipratan pewarna yang akan melalui lubang-
lubang acuan cetaknya. Hasil cetak berwarna pada proses ini dapat diatur pada
saat memulaskan atau menyemprotkan pewarna. Bidang mana serta warna apa yang
dipilih bergantung pada pilihan masing-masing.
c)
Hasilnya :
|
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN:
Istilah "Seni
Rupa" seringkali kita jumpai baik dalam bentuk tulisan maupun yang
diperbincangkaan secara lisan.Apa itu seni rupa, seni rupa adalah cabang seni
yang membentuk karya seni dengan media yang bisa ditangkap mata dan dirasakan
dengan rabaan. Seni Rupa berperan dalam
memenuhi kebutuhan estetik. Karya seni rupa dapat menimbulkan berbagai kesan
(indah,unik, atau kegetiran) serta memiliki kemampuan untuk membangkitkan
pikiran dan perasaan. Dengan memahami makna tentang bentuk-bentuk seni rupa,
akan diperoleh rasa kepuasan dan kesenangan.
Demikian pula karya seni rupa 2 Dimensi,adalah Karya seni rupa yang
hanya memiliki dimensi panjang dan lebar atau karya yang hanya dapat dilihat
dari satu arah pandang saja. Contohnya : seni lukis, seni grafis, seni
ilustrasi, relief dan sebagainya. Seni Rupa juga memiliki teknik tersendiri,
antara lain; menggambar dengan tiupan, cetak penampang daun-daunan/umbi-umbian,
dan cetak sablon sederhana.
SARAN:-----
http://pelajaran-sma123.blogspot.com/2014/08/pengertiaan-dan-penjelasaan-seni-rupa-2.html
http://irwanhadipgsd.blogspot.com/2013/11/karya-seni-rupa-dua-dimensi.html
Langganan:
Postingan (Atom)